News Update
- Bali Mau Dibuka, Sandiaga Tampung Usulan Pelaku Wisata
- Potret Jembatan Kaca Tak Biasa di China
- Kota Ini Lekat dengan Tukang Sayur Bermotor CBR-Ninja 250
- Ini Cara Perbaiki Kualitas Tidur Tanpa Konsumsi Obat
- 5 Makanan dan Minuman yang Tak Disarankan untuk Pengidap Bipolar
- Unik, Ada Masjid Full Color di Tengah Perkampungan Garut
- Melihat Mesin Pencetak Uang Kuno di Galeri Museum Peruri
- Bangkit Lagi, Hotel Bandung dan Saung Angklung Udjo Lakukan Kolaborasi
Business
Rupiah Melemah, Peluang Deflasi Kecil Sekali
Kamis,2013-08-29,16:33:14

Kantor BPS di Jakarta. | (Vivanews/Nurcholis Anhari Lubis)
(IANnews.id) (IANNnews) Jakarta - Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik, Sasmito Hadi Wibowo, mengungkapkan bahwa akibat pelemahan rupiah, Indonesia tidak akan mengalami deflasi hingga akhir tahun ini.
Deflasi adalah suatu periode, di mana harga-harga secara umum jatuh dan nilai uang bertambah. Deflasi adalah kebalikan dari inflasi.
Di kantor kementerian koordinator bidang perekonomian, Kamis 29 Agustus 2013, Sasmito mengatakan tekanan inflasi tersebut, terutama berasal dari naiknya harga barang-barang impor.
"Ancaman nilai tukar rupiah yang melemah membuat barang impor jadi naik. Ini yang membuat peluang deflasi menjadi kecil sekali," ujarnya.
Namun, Sasmito mengatakan, inflasi pada Agustus ini diperkirakan jauh lebih rendah ketimbang bulan sebelumnya, Juli. Hal tersebut, karena gejolak komoditas pangan saat ini sudah mulai menurun. "Jadi, di Agustus relatif rendah, ya di bawah dua persen," tambahnya.
Sementara itu, pada September hingga November yang menurut tren akan mengalami deflasi juga tidak akan terjadi. Sebab, pada tahun ini kemungkinan laju inflasi masih akan terjadi.
Adanya panen raya kedua pada bulan-bulan tersebut, kata Sasmito, tidak mampu membendung dampak yang terjadi akibat pelemahan rupiah tersebut. "Desember biasanya mulai tinggi inflasinya, tetapi itu bisa dikendalikanlah, kalau pemerintah mau intervensi," tuturnya.
Deflasi adalah suatu periode, di mana harga-harga secara umum jatuh dan nilai uang bertambah. Deflasi adalah kebalikan dari inflasi.
Di kantor kementerian koordinator bidang perekonomian, Kamis 29 Agustus 2013, Sasmito mengatakan tekanan inflasi tersebut, terutama berasal dari naiknya harga barang-barang impor.
"Ancaman nilai tukar rupiah yang melemah membuat barang impor jadi naik. Ini yang membuat peluang deflasi menjadi kecil sekali," ujarnya.
Namun, Sasmito mengatakan, inflasi pada Agustus ini diperkirakan jauh lebih rendah ketimbang bulan sebelumnya, Juli. Hal tersebut, karena gejolak komoditas pangan saat ini sudah mulai menurun. "Jadi, di Agustus relatif rendah, ya di bawah dua persen," tambahnya.
Sementara itu, pada September hingga November yang menurut tren akan mengalami deflasi juga tidak akan terjadi. Sebab, pada tahun ini kemungkinan laju inflasi masih akan terjadi.
Adanya panen raya kedua pada bulan-bulan tersebut, kata Sasmito, tidak mampu membendung dampak yang terjadi akibat pelemahan rupiah tersebut. "Desember biasanya mulai tinggi inflasinya, tetapi itu bisa dikendalikanlah, kalau pemerintah mau intervensi," tuturnya.
- 1Menteri Koperasi dan UKM: KUR Rp 25 Juta tanpa Agunan
- 2BI: tekanan "administered prices" picu inflasi April
- 3Jasa keuangan ilegal marak, OJK perkuat Satgas Waspada Investasi
- 4Kunjungan Raja Salman, Pertamina Tawarkan Suplai Avtur ke Arab Saudi
- 5Harga minyak dunia bervariasi di perdagangan Asia
- 6Harga emas berjangka turun tajam