- Bali Mau Dibuka, Sandiaga Tampung Usulan Pelaku Wisata
- Potret Jembatan Kaca Tak Biasa di China
- Kota Ini Lekat dengan Tukang Sayur Bermotor CBR-Ninja 250
- Ini Cara Perbaiki Kualitas Tidur Tanpa Konsumsi Obat
- 5 Makanan dan Minuman yang Tak Disarankan untuk Pengidap Bipolar
- Unik, Ada Masjid Full Color di Tengah Perkampungan Garut
- Melihat Mesin Pencetak Uang Kuno di Galeri Museum Peruri
- Bangkit Lagi, Hotel Bandung dan Saung Angklung Udjo Lakukan Kolaborasi
Jakarta - Komisi X DPR RI mendorong Badan Ekonomi Kreatif
(Bekraf) memperhatikan subsektor kerja antara lain kuliner dan
kerajinan, karena dinilai mampu memberikan efek ekonomi yang berarti
bagi Indonesia.
Dengan begitu, fokus perhatian Bekraf tak melulu pada tiga subsektor saja yakni film, musik dan aplikasi.
"Ketika
bapak (Triawan Munaf, Ketua Bekraf ) menyampaikan fokus pada tiga hal,
film, aplikasi dan musik. Kemungkinan ke depan akan konsentrasi ke tiga
hal itu. Harus ditambah dua atau tiga fokus lagi. Apakah itu kuliner,
kerajinan atau galeri-galeri seni," ujar anggota Komisi X DPR, Esti
Wijayati dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Bekraf di Gedung
Parlemen, Jakarta, Selasa.
Dalam kesempatan itu, Ketua Bekraf
Triawan Munaf mengungkapkan kendati industri kuliner dan fesyen telah
tumbuh sebelum berdirinya Bekraf, namun dia akan berusaha mengakselarasi
pertumbuhannya.
"Fesyen, kuliner itu sudah tumbuh, sebelum ada
Bekraf. Begitu juga dengan kerajinan dan musik. Kami akan fokus
bagaimana bisa mengakselarasinya menjadi pemain tingkat dunia" ungkap
dia.
Lebih lanjut, mengenai kuliner, Triawan mengatakan akan
memperkenalkan soto sebagai salah satu kuliner khas Indonesia pada
dunia.
"Soto menjadi lokomotif agar kuliner Indonesia dikenal
dunia dulu. Kami akan bekerjasama dengan ahli kuliner untuk menggali
soto dari berbagai daerah. Soto akan kami branding agar mudah diingat,"
kata Triawan.
Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2016