News Update
- Bali Mau Dibuka, Sandiaga Tampung Usulan Pelaku Wisata
- Potret Jembatan Kaca Tak Biasa di China
- Kota Ini Lekat dengan Tukang Sayur Bermotor CBR-Ninja 250
- Ini Cara Perbaiki Kualitas Tidur Tanpa Konsumsi Obat
- 5 Makanan dan Minuman yang Tak Disarankan untuk Pengidap Bipolar
- Unik, Ada Masjid Full Color di Tengah Perkampungan Garut
- Melihat Mesin Pencetak Uang Kuno di Galeri Museum Peruri
- Bangkit Lagi, Hotel Bandung dan Saung Angklung Udjo Lakukan Kolaborasi
(IANnews.id) Iannews-Jakarta. Warga Selandia Baru dikenal sebagai penikmat kopi di bagian bumi paling selatan. Mereka suka banget dengan kopi Papua.
Warga Selandia Baru suka banget ngopi, meski letak geografisnya membuat Selandia Baru bukanlah negara penghasil kopi. Kopi Indonesia cukup digemari di Selandia Baru karena umumnya berjenis arabica dengan cita rasa yang lebih kaya.
Di Kawasan Pasifik Selatan, hanya Papua, Papua Nugini dan Kaledonia Baru yang menghasilkan kopi. Produk kopi dari tiga wilayah itu sangat digemari di Selandia Baru.
Pegunungan Papua yang terbentang hampir sepanjang pulau menjadi lokasi tumbuhnya pohon kopi arabika secara alami tanpa pupuk pabrik.
Pegunungan penghasil kopi ini membujur sepanjang 600 kilometer, dari barat Danau Paniai hingga perbatasan dengan Papua Nugini. Wilayah yang luas ini memiliki beberapa lembah yang penting sebagai lokasi masyarakat Papua pegunungan bermukim dan berkebun.
"Hal ini merupakan peluang yang sangat bagus untuk kopi Papua, selain disukai oleh konsumen dalam negeri, juga bernilai ekspor tinggi," ujar Tantowi Yahya Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru.
Pegunungan Papua yang terbentang hampir sepanjang pulau menjadi lokasi tumbuhnya pohon kopi arabika secara alami tanpa pupuk pabrik.
Pegunungan penghasil kopi ini membujur sepanjang 600 kilometer, dari barat Danau Paniai hingga perbatasan dengan Papua Nugini. Wilayah yang luas ini memiliki beberapa lembah yang penting sebagai lokasi masyarakat Papua pegunungan bermukim dan berkebun.
"Hal ini merupakan peluang yang sangat bagus untuk kopi Papua, selain disukai oleh konsumen dalam negeri, juga bernilai ekspor tinggi," ujar Tantowi Yahya Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru.
Di Selandia Baru, Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru,Tantowi Yahya bertekad menjadikan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Wellington sebagai 'Rumah Indonesia'. Di kantor KBRI, warga Selandia Baru bisa menyaksikan keragaman budaya Indonesia.
Menurut Tantowi Yahya, kopi arabika akan menjadi primadona ekspor Indonesia di masa depan. Di tengah meningkatnya permintaan terhadap specialty coffee. Kopi Indonesia memenuhi kriteria yang diinginkan yaitu rasa, aroma dan eksotisme. Di samping membawa keuntungan ekonomi, kopi juga adalah alat efektif Nation Branding.
"Selain budaya, KBRI Wellington sejak lama menggunakan kopi sebagai alat diplomasi. Kecintaan masyarakat Selandia Baru terhadap kopi, kami jadikan peluang, di KBRI Wellington kami menyiapkan 'Ruang Gorontalo' sebagai pusat kopi Indonesia dan ruang pamer aneka produk ekonomi kreatif dari Indonesia serta perpustakaan. Hampir setiap tamu kami ajak ke ruang ini untuk menikmati aneka kopi dari Indonesia termasuk kopi Papua," kata Dubes Tantowi Yahya.
Selain itu, mahasiswa Indonesia yang studi di Selandia Baru sering memanfaatkan koleksi buku di perpustakaan sambil ngopi.
Di Ruang Gorontalo, setiap Jumat terdapat kelas gratis barista yang diikuti oleh masyarakat, mahasiswa Indonesia, dan Selandia Baru.
"Jaya Argakusuma, barista profesional kami yang pernah mendapatkan penghargaan di kompetisi barista di Wellington menjadi trainer yang mumpuni dan sabar," ujar Tantowi.
Menurut Tantowi, kopi bisa menjadi primadona ekspor, "Kopi Papua memenuhi kriteria yang diinginkan konsumen Selandia Baru, yaitu rasa, aroma dan eksotisme. Kopi Papua sangat digemari dan sangat spesial bagi masyarakat Selandia Baru," kata dia.
Warga Selandia Baru suka banget ngopi, meski letak geografisnya membuat Selandia Baru bukanlah negara penghasil kopi. Kopi Indonesia cukup digemari di Selandia Baru karena umumnya berjenis arabica dengan cita rasa yang lebih kaya.
Di Kawasan Pasifik Selatan, hanya Papua, Papua Nugini dan Kaledonia Baru yang menghasilkan kopi. Produk kopi dari tiga wilayah itu sangat digemari di Selandia Baru.
Pegunungan Papua yang terbentang hampir sepanjang pulau menjadi lokasi tumbuhnya pohon kopi arabika secara alami tanpa pupuk pabrik.
Pegunungan penghasil kopi ini membujur sepanjang 600 kilometer, dari barat Danau Paniai hingga perbatasan dengan Papua Nugini. Wilayah yang luas ini memiliki beberapa lembah yang penting sebagai lokasi masyarakat Papua pegunungan bermukim dan berkebun.
"Hal ini merupakan peluang yang sangat bagus untuk kopi Papua, selain disukai oleh konsumen dalam negeri, juga bernilai ekspor tinggi," ujar Tantowi Yahya Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru.
Pegunungan Papua yang terbentang hampir sepanjang pulau menjadi lokasi tumbuhnya pohon kopi arabika secara alami tanpa pupuk pabrik.
Pegunungan penghasil kopi ini membujur sepanjang 600 kilometer, dari barat Danau Paniai hingga perbatasan dengan Papua Nugini. Wilayah yang luas ini memiliki beberapa lembah yang penting sebagai lokasi masyarakat Papua pegunungan bermukim dan berkebun.
"Hal ini merupakan peluang yang sangat bagus untuk kopi Papua, selain disukai oleh konsumen dalam negeri, juga bernilai ekspor tinggi," ujar Tantowi Yahya Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru.
Di Selandia Baru, Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru,Tantowi Yahya bertekad menjadikan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Wellington sebagai 'Rumah Indonesia'. Di kantor KBRI, warga Selandia Baru bisa menyaksikan keragaman budaya Indonesia.
Menurut Tantowi Yahya, kopi arabika akan menjadi primadona ekspor Indonesia di masa depan. Di tengah meningkatnya permintaan terhadap specialty coffee. Kopi Indonesia memenuhi kriteria yang diinginkan yaitu rasa, aroma dan eksotisme. Di samping membawa keuntungan ekonomi, kopi juga adalah alat efektif Nation Branding.
"Selain budaya, KBRI Wellington sejak lama menggunakan kopi sebagai alat diplomasi. Kecintaan masyarakat Selandia Baru terhadap kopi, kami jadikan peluang, di KBRI Wellington kami menyiapkan 'Ruang Gorontalo' sebagai pusat kopi Indonesia dan ruang pamer aneka produk ekonomi kreatif dari Indonesia serta perpustakaan. Hampir setiap tamu kami ajak ke ruang ini untuk menikmati aneka kopi dari Indonesia termasuk kopi Papua," kata Dubes Tantowi Yahya.
Selain itu, mahasiswa Indonesia yang studi di Selandia Baru sering memanfaatkan koleksi buku di perpustakaan sambil ngopi.
Di Ruang Gorontalo, setiap Jumat terdapat kelas gratis barista yang diikuti oleh masyarakat, mahasiswa Indonesia, dan Selandia Baru.
"Jaya Argakusuma, barista profesional kami yang pernah mendapatkan penghargaan di kompetisi barista di Wellington menjadi trainer yang mumpuni dan sabar," ujar Tantowi.
Menurut Tantowi, kopi bisa menjadi primadona ekspor, "Kopi Papua memenuhi kriteria yang diinginkan konsumen Selandia Baru, yaitu rasa, aroma dan eksotisme. Kopi Papua sangat digemari dan sangat spesial bagi masyarakat Selandia Baru," kata dia.
- 1Kasus Covid-19 Pertama, Masyarakat Jangan Panik
- 2Langit Uni Eropa Haram Diterbangi Boeing 737 Max 8
- 3Emas turun setelah ketegangan AS-Korut berkurang
- 4Satu anak panda mati di kebun binatang nasional di washington:
- 5UNICEF: 1,8 juta anak kekurangan gizi di Yaman
- 6Pengadilan perintahkan Belanda percepat penurunan emisi