News Update
- Mengintip Lebih Dekat Paspampres Istana Kepresidenan Bogor
- Hafiz/Gloria Akhirnya Pecah Telur atas Zheng Siwei/Huang Yaqiong
- Cerita Chef Arnold Banting Tulang di Dapur hingga Tangannya Kapalan
- RS Ingin Naik Kelas? Ini Syarat yang Harus Dipenuhi
- Jelang Idul Adha, Hotel Kerbau Laris Dipesan
- Mata Uang China Bakal Geser Dominasi Dolar AS?
- Lampu Merah Industri Tekstil Indonesia
- Sah! DPR Setujui Amnesti Baiq Nuril
Emas naik karena saham global dan dolar melemah
Rabu,2014-12-31,12:39:34

(IANnews.id) Chicago - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange naik pada Selasa (Rabu pagi WIB), karena pasar saham global melemah di tengah ketegangan geopolitik dan dolar AS merosot akibat beberapa ambil untung.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Februari naik 18,5 dolar AS, atau 1,57 persen, menjadi menetap di 1.200,40 dolar AS per ounce.
Emas berjangka hampir menghapus kerugiannya untuk 2014, karena krisis politik di Yunani menyeret indeks pasar saham utama dunia turun pada Selasa.
Selain itu, ketegangan geopolitik meningkat antara Amerika Serikat dan Rusia karena Washington menambahkan pejabat-pejabat Rusia ke daftar dugaan pelanggar hak asasi manusia.
Menanggapi hal itu, Menteri Luar Negeri Rusia Alexander Lukashevich mengeluarkan pernyataan yang mengatakan langkah itu bisa membahayakan hubungan bilateral antara Rusia dan Amerika Serikat.
Indeks Spot Dolar AS, ukuran dolar AS terhadap sekeranjang mata uang utama, jatuh untuk pertama kalinya dalam tiga sesi, menambahkan dukungan terhadap kenaikan harga emas.
Para pedagang juga sedang menunggu rilis laporan pengangguran mingguan, yang dijadwalkan akan dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS pada Rabu pagi, bukan Kamis, karena pemerintah dan pasar akan tutup pada Kamis untuk libur Tahun Baru.
Perak untuk pengiriman Maret bertambah 49,7 sen, atau 3,15 persen, menjadi ditutup pada 16,276 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April naik 16,6 dolar AS, atau 1,38 persen, menjadi ditutup pada 1.219,30 dolar AS per ounce, demikian Xinhua.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Februari naik 18,5 dolar AS, atau 1,57 persen, menjadi menetap di 1.200,40 dolar AS per ounce.
Emas berjangka hampir menghapus kerugiannya untuk 2014, karena krisis politik di Yunani menyeret indeks pasar saham utama dunia turun pada Selasa.
Selain itu, ketegangan geopolitik meningkat antara Amerika Serikat dan Rusia karena Washington menambahkan pejabat-pejabat Rusia ke daftar dugaan pelanggar hak asasi manusia.
Menanggapi hal itu, Menteri Luar Negeri Rusia Alexander Lukashevich mengeluarkan pernyataan yang mengatakan langkah itu bisa membahayakan hubungan bilateral antara Rusia dan Amerika Serikat.
Indeks Spot Dolar AS, ukuran dolar AS terhadap sekeranjang mata uang utama, jatuh untuk pertama kalinya dalam tiga sesi, menambahkan dukungan terhadap kenaikan harga emas.
Para pedagang juga sedang menunggu rilis laporan pengangguran mingguan, yang dijadwalkan akan dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS pada Rabu pagi, bukan Kamis, karena pemerintah dan pasar akan tutup pada Kamis untuk libur Tahun Baru.
Perak untuk pengiriman Maret bertambah 49,7 sen, atau 3,15 persen, menjadi ditutup pada 16,276 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April naik 16,6 dolar AS, atau 1,38 persen, menjadi ditutup pada 1.219,30 dolar AS per ounce, demikian Xinhua.
- 1Toyota Akhirnya Pamer C-HR, Si Penantang Honda HR-V
- 2Batik Sego Pecel dan Batik Seger Arum Khas Madiun
- 3Gaya Syahrini Gonta-ganti Warna Lamborghini Rp9,8 Miliar
- 4Gubernur Sumbar akan buka pameran batu akik
- 5Idul Adha, Car Free Day DKI Jakarta Ditiadakan
- 6Wajah Lebih Tirus, Aurel Hermansyah Bantah Operasi Plastik
- 1
- 2Naomi Campbell Pemotretan Tanpa Busana di Usia 49
- 310 Rekomendasi Destinasi dan Aktivitas Liburan Murah di Dubai
- 4Bali Masuk 10 Destinasi Favorit Liburan Musim Panas Turis Eropa & Asia
- 5OPPO Reno 10x Zoom Buat Fotografer Klepek-klepek
- 649 Orang Tewas Akibat Gelombang Panas di India dalam 24 Jam
- 7Setop Produksi di China, Nintendo Bidik Asia Tenggara
- 8Perempuan Indonesia, China dan Vietnam di Balik Gerakan Tanpa Sampah