News Update
- Bali Mau Dibuka, Sandiaga Tampung Usulan Pelaku Wisata
- Potret Jembatan Kaca Tak Biasa di China
- Kota Ini Lekat dengan Tukang Sayur Bermotor CBR-Ninja 250
- Ini Cara Perbaiki Kualitas Tidur Tanpa Konsumsi Obat
- 5 Makanan dan Minuman yang Tak Disarankan untuk Pengidap Bipolar
- Unik, Ada Masjid Full Color di Tengah Perkampungan Garut
- Melihat Mesin Pencetak Uang Kuno di Galeri Museum Peruri
- Bangkit Lagi, Hotel Bandung dan Saung Angklung Udjo Lakukan Kolaborasi
Batik Sego Pecel dan Batik Seger Arum Khas Madiun
Jumat,2014-02-14,10:42:29

(IANnews.id) (IANNnews) Madiun - Sejak lima tahun lalu, tepatnya pada 2 Oktober 2009, batik telah diresmikan oleh The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan non bendawi milik Indonesia. Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki batik khas masing-masing, tidak terkecuali Madiun.
Seorang pengrajin yang juga pemilik galeri batik khas Madiun Sri Murniati mengatakan batik khas Madiun memiliki corak khas yang berbeda dari daerah lain. Batik khas Madiun bercorak Batik Sego Pecel dan batik Seger Arum.
“Terus karena itu Bu Wali mintanya bikin Seger Arum, jadi Seger Arum itu segernya dari jeruk Nambangan, harumnya dari harum bunga melati dan keris Tundung Madiun,” kata Murni .
Sri Murniati menambahkan untuk membuat satu jenis batik tulis pada kain membutuhkan waktu hingga empat hari. Karya Sri Murniati digunakan oleh sejumlah pejabat pemerintah seperti Walikota Madiun, Lanud Iswahyudi dan lainnya. Untuk satu kain batik hasil produksinya dipatok dengan harga sekitar Rp300 ribu.
Menurut Sri Murniati seluruh operasional pembuatan batik masih menggunakan biaya pribadi sehingga galerinya masih terbilang sederhana.
Untuk mengembangkan usahanya, Sri Murniati berharap pemerintah dapat memberikan fasilitas baik permodalan maupun pembinaan.
Seorang pengrajin yang juga pemilik galeri batik khas Madiun Sri Murniati mengatakan batik khas Madiun memiliki corak khas yang berbeda dari daerah lain. Batik khas Madiun bercorak Batik Sego Pecel dan batik Seger Arum.
“Terus karena itu Bu Wali mintanya bikin Seger Arum, jadi Seger Arum itu segernya dari jeruk Nambangan, harumnya dari harum bunga melati dan keris Tundung Madiun,” kata Murni .
Sri Murniati menambahkan untuk membuat satu jenis batik tulis pada kain membutuhkan waktu hingga empat hari. Karya Sri Murniati digunakan oleh sejumlah pejabat pemerintah seperti Walikota Madiun, Lanud Iswahyudi dan lainnya. Untuk satu kain batik hasil produksinya dipatok dengan harga sekitar Rp300 ribu.
Menurut Sri Murniati seluruh operasional pembuatan batik masih menggunakan biaya pribadi sehingga galerinya masih terbilang sederhana.
Untuk mengembangkan usahanya, Sri Murniati berharap pemerintah dapat memberikan fasilitas baik permodalan maupun pembinaan.
- 1Toyota Akhirnya Pamer C-HR, Si Penantang Honda HR-V
- 2Lulusan SD Ini Raih Puluhan Juta dari Jual Boneka
- 3Istaka Yakin Jalan Layang Casablanca Rampung Oktober
- 4Ancaman Serangan Militer Suriah Dorong Harga Emas Naik
- 5Batik Sego Pecel dan Batik Seger Arum Khas Madiun
- 6Harga Minyak Jatuh Karena Kekhawatiran atas Suriah Berkurang