- Bali Mau Dibuka, Sandiaga Tampung Usulan Pelaku Wisata
- Potret Jembatan Kaca Tak Biasa di China
- Kota Ini Lekat dengan Tukang Sayur Bermotor CBR-Ninja 250
- Ini Cara Perbaiki Kualitas Tidur Tanpa Konsumsi Obat
- 5 Makanan dan Minuman yang Tak Disarankan untuk Pengidap Bipolar
- Unik, Ada Masjid Full Color di Tengah Perkampungan Garut
- Melihat Mesin Pencetak Uang Kuno di Galeri Museum Peruri
- Bangkit Lagi, Hotel Bandung dan Saung Angklung Udjo Lakukan Kolaborasi
Kepala Bidang Pemberdayaan dan Pengembangan Usaha Kecil Mikro Kuswadi mengatakan kegiatan tersebut dilaksanakan untuk meningkatkan daya saing produk batik di kancah persaingan dunia. Dengan produk batik dari pembatik yang bersertifikat tentu batik tulis yang dihasilkan memiliki kualitas yang dipercaya oleh pasar Internasional.
Tahun ini, pihaknya baru mampu memfasilitasi 30 peserta, namun akan menjadi kegiatan rutin ke depannya. Selain itu di tahun ini juga ada peluang fasilitasi uji kompetensi serupa namun difasilitasi oleh pemerintah pusat.
“Saat ini sudah ada 83 pembatik Rembang yang bersertifikasi, hasil dari uji kompetensi tahun 2016 lalu. Tahun 2016 Pemkab mendapat fasilitasi dari Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), dari 100 pembatik yang ikut, 83 pembatik yang dinyatakan berkompeten oleh LSP Batik,” ujarnya
Sementara itu Manajer Sertifikasi LSP Batik Dr.Ir Rodya Syamwil menilai, banyak pengrajin batik yang belum terlalu paham pentingnya sertifikasi. Menurutnya, pentingnya sebuah sertifikasi adalah menstandarkan produksi perbatikan yang ada di seluruh Indonesia.
Ia menambahkan, sertifikasi yang dilakukan oleh pemerintah dapat menguntungkan dua belah pihak. Baik para pengusaha batik, ataupun para pekerja pengrajin batik.
"Saya jelaskan kepada para pengrajin, sesungguhnya banyak para pengrajin yang memahami pentingnya sertifikasi. Jadi saya menyampaikan ke manapun kita berada, didalam maupun diluar negeri mereka akan menanyakan sertifikat kompetensi sebagai bukti," tuturnya.
Dalam uji kompetensi ada tiga unsure yang dinilai.yaitu tentang pengetahuan batik secara keseluruhan baik tes tertulis dan wawancara, penilaian mulai dari mencanting sampai memopok atau menutup. Selanjutnya tim LSP Batik menilai bagaimana sikap saat bekerja, mulai kebersihan lingkungan dan bagaimana kepedulian terhadap bahaya dalam bekerja dan bagaimana sikap mereka ketika melakukan kesalahan.
- 1Menteri Koperasi dan UKM: KUR Rp 25 Juta tanpa Agunan
- 2BI: tekanan "administered prices" picu inflasi April
- 3Jasa keuangan ilegal marak, OJK perkuat Satgas Waspada Investasi
- 4Kunjungan Raja Salman, Pertamina Tawarkan Suplai Avtur ke Arab Saudi
- 5Harga minyak dunia bervariasi di perdagangan Asia
- 6Harga emas berjangka turun tajam